Lingkungan Bisnis yang Mempengaruhi Perilaku Etika
Etika seringkali disebut dengan kata etik, atau ethics (bahasa inggris) yang mengandung banyak pengertian. istilah Etika berasal dari kata Latin "Ethios" yang berarti kebiasaan. Seiring dengan perubahan, pengertian Etika berubah, bahwa Etika adalah
suatu ilmu yang membicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku
manusia mana yang dapat dinilai baik dan mana yang dapat dinilai tidak
baik. Lingkungan bisnis yang dapat mempengaruhi etika adalah lingkungan makro dan
lingkungan mikro.
Etika bisnis
merupakan pola bisnis yang tidak hanya peduli pada profitabilitasnya saja, tapi
juga memerhatikan kepentingan stakeholder-nya. Etika bisnis tidak bisa terlepas
dari etika personal, keberadaan mereka merupakan kesatuan yang tidak
terpisahkan dan keberadaannya saling melengkapi
Kesaling Ketergantungan antara Bisnis dan Masyarakat
Tata
hubungan bisnis dan masyarakat yang tidak bisa dipisahkan membawa serta
etika-etika tertentu dalam kegiatan bisnisnya, baik etika
itu antara sesama pelaku bisnis maupun etika bisnis terhadap masyarakat
dalam hubungan langsung maupun tidak langsung. Dengan memetakan pola
hubungan dalam bisnis seperti itu dapat dilihat bahwa prinsip-prinsip
etika bisnis terwujud dalam satu pola hubungan yang bersifat interaktif.
Seperti halnya manusia, pribadi juga memiliki etika pergaulan antar manusia,
maka pergaulan bisnis dengan masyarakat umum juga memiliki etika pergaulan
yaitu etika pergaulan bisnis. Etika pergaulan bisnis dapat meliputi
beberapa hal antara lain adalah:
- Hubungan antara Bisnis dengan Langganan/Konsumen : Hubungan ini merupakan yang paling banyak dilakukan , oleh karena itu bisnis haruslah menjaga etika pergaulannya secara baik.
- Hubungan dengan Karyawan : Manajer yang pada umumnya selalu berpandangan untuk memajukan bisnisnya seringkali harus berurusan dengan etika pergaulan dengan karyawan
- Hubungan antar bisnis : Hubungan ini merupakan hubungan anrtara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain. Didalam hubungan ini tidak jarang dituntut adanya etika pergaulan bisnis yang baik.
- Hubungan dengan Investor : perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas dan terutama yang akan atau telah "go publik" harus menjaga pemberian informasi yang baik dan jujur dari bisnisnya kepada pihak investor atau calon investornya.
- Hubungan dengan Lembaga-Lembaga Keuangan : Hubungan dengan lembaga-lembaga keuangan terutama pajak pada umumnya merupakan hubungan pergaulan yang bersifat finansial. Hubungan ini merupakan hubungan yang berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan. Laporan finansial tersebut haruslah disusun secara baik dan benar sehingga tidak terjadi kecendrungan kearah penggelapan pajak atau sebagianya.
Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain :
- Pengendalian Diri : Para pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu mengendalikan diri mereka masing-masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun.
- Pengembangan Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility) : Disini pelaku bisnis dituntut untuk peduli dengsn keadaan masyarakat.
- Mempertahankan jati diri dan tidak mudah terombang-ambing ; Informasi dan treknologi harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kepedulian bagi golongan yang lemah dan tidak kehilangan budaya akibat adanya transformasi informasi dan teknologi.
- Menciptakan Persaingan yang Sehat : Harus terjalin hubungan yang erta antara pelaku bisnis besar dan golongan menengah kebawah, sehingga dengan perkembangannya perusahaan besar mampu memberikan spread effect terhadap perkembangan sekitarnya.
- Menerapkan konsep "Pembangunan Berkelanjutan" : Tidak hanya memikirkan keuntungan pada saat sekarang, para pelaku bisnis juga harus memikirkan bagaimana keadaan diamasa yang akan datang.
Perkembangan etika bisnis menurut Bertens (2000) :
- Pada Masa Situasi Dahulu : Pada awal sejarah filsafat, Plato, Aristoteles, dan filsuf-filsuf Yunani lain menyelidiki bagaimana sebaiknya mengatur kehidupan manusia bersama dalam negara dan membahas bagaimana kehidupan ekonomi dan kegiatan niaga harus diatur.
- Pada Masa Peralihan : Tahun 1960-an ditandai pemberontakan terhadap kuasa dan otoritas di Amerika Serikat (AS), revolusi mahasiswa (di ibukota Perancis), penolakan terhadap establishment (kemapanan). Hal ini memberi perhatian pada dunia pendidikan khususnya manajemen, yaitu dengan menambahkan mata kuliah baru dalam kurikulum dengan nama Business and Society. Topik yang paling sering dibahas adalah corporate social responsibility.
- Pada Masa Etika Bisnis Lahir di AS : Sekitar tahun 1970-an sejumlah filsuf mulai terlibat dalam memikirkan masalah-masalah etis di sekitar bisnis dan etika bisnis dianggap sebagai suatu tanggapan tepat atas krisis moral yang sedang meliputi dunia bisnis di AS.
- Pada Masa Etika Bisnis Meluas ke Eropa : Pada tahun 1980-an di Eropa Barat, etika bisnis sebagai ilmu baru mulai berkembang kira-kira 10 tahun kemudian. Terdapat forum pertemuan antara akademisi dari universitas serta sekolah bisnis yang disebut European Business Ethics Network (EBEN).
- Pada Masa Etika Bisnis Menjadi Fenomena Global : Sekitar tahun 1990-an tidak terbatas lagi pada dunia Barat. Etika bisnis sudah dikembangkan di seluruh dunia. Telah didirikan International Society for Business, Economics, and Ethics (ISBEE) pada 25-28 Juli 1996 di Tokyo.
Etika Bisnis dan Akuntan
Tanpa etika di dalam bisnis, maka perdaganan
tidak akan berfungsi dengan baik. Kita harus mengakui bahwa akuntansi
adalah bisnis, dan tanggung jawab utama dari bisnis adalah memaksimalkan
keuntungan atau nilai shareholder. Tetapi kalau hal ini dilakukan tanpa
memperhatikan etika, maka hasilnya sangat merugikan. Dalam menjalankan profesinya seorang akuntan di Indonesia diatur oleh
suatu kode etik profesi dengan nama kode etik Ikatan Akuntan Indonesia.
Kode etik Ikatan Akuntan Indonesia merupakan tatanan etika dan prinsip
moral yang memberikan pedoman kepada akuntan untuk berhubungan dengan
klien, sesama anggota profesi dan juga dengan masyarakat. Selain dengan
kode etik akuntan juga merupakan alat atau sarana untuk klien, pemakai
laporan keuangan atau masyarakat pada umumnya, tentang kualitas atau
mutu jasa yang diberikannya karena melalui serangkaian pertimbangan
etika sebagaimana yang diatur dalam kode etik profesi.
Sumber :
http://winasr.blogspot.com/2013/10/perilaku-etika-dalam-bisnis.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar