Senin, 13 Oktober 2014

Contoh Kasus Perlakuan Etika dalam Bisnis


  • Contoh Kasus Etika Pasar Bebas

Beredarnya berita Coklat Cadbury yang mengandung minyak babi sempat menghebohkan beberapa saat lalu. dikabarkan coklat Cadbury asal Malaysia mengandung minyak babi. 
Namun, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengklarifikasi bahwa produk coklat mengandung minyak babi dengan merek dagang Cadbury asal Malaysia tidak masuk ke dalam peredaran produk resmi di Indonesia.

Badan Pengawas Obat dan Makanan telah melakukan uji lab terhadap sampel coklat Cadbury asal Malaysia yang beredar di pasaran, dan memastikan produk yang dimaksud bersifat halal. Kepala BPOM menegaskan “Saya dapat mengklarifikasi bahwa produk coklat yang heboh di Malaysia tersebut tidak masuk ke Indonesia. Kami telah melakukan sampling varian produk coklat dan diuji lab apakah mengandung babi, tapi hasilnya negatif,”. Dengan demikian, masyarakat tidak perlu resah karena produk Malaysia yang diimpor telah sesuai dengan yang mereka daftarkan ke otoritas perdagangan Indonesia, yaitu tidak mengandung DNA babi.


Di Indonesia halal atau tidaknya suatu produk impor menjadi kewenangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), sedangkan peran BPOM adalah memberi izin pencantuman logo halal setelah menerima sertifikat dari halal dari MUI. Kepala LPPOM MUI Lukmanul Hakim, di lain pihak, mengungkapkan lembaga pimpinannya telah menguji sampel 10 produk Cadbury yang diambil dari pasar, dan didapati hasil negatif terhadap DNA minyak babi.

Namun, dia mengaku perusahaan coklat yang berpusat di Inggris tersebut telah berhenti memperbarui setifikasi halal-nya sejak 1997, setelah sebelumnya selalu mengantongi sertifikat serupa dari MUI sejak awal 1990-an. Di Indonesia produk tidak halal di legalkan “Hanya, syaratnya harus ada keterangan yang dicantumkan dalam komposisi.”  Terkait kasus Cadbury yang sempat menghebohkan banyak pihak.  Produsen telah mencantumkan komponen minyak hewani, meski tidak dijelaskan secara detail. Kedepannya, Kementerian Perdagangan akan bekerja sama dengan BPOM dan MUI untuk menyusun regulasi yang lebih terperinci mengenai keharusan mencantumkan detail komposisi sebuah produk.


sumber : 

Kamis, 09 Oktober 2014

Perilaku Etika dalam Bisnis

Lingkungan Bisnis yang Mempengaruhi Perilaku Etika  

Etika seringkali disebut dengan kata etik, atau ethics (bahasa inggris) yang mengandung banyak pengertian. istilah Etika berasal dari kata Latin "Ethios" yang berarti kebiasaan. Seiring dengan perubahan, pengertian Etika berubah, bahwa Etika adalah suatu ilmu yang membicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku manusia mana yang dapat dinilai baik dan mana yang dapat dinilai tidak baik. Lingkungan bisnis yang dapat mempengaruhi etika adalah lingkungan makro dan lingkungan mikro.
Etika bisnis merupakan pola bisnis yang tidak hanya peduli pada profitabilitasnya saja, tapi juga memerhatikan kepentingan stakeholder-nya. Etika bisnis tidak bisa terlepas dari etika personal, keberadaan mereka merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan dan keberadaannya saling melengkapi

Kesaling Ketergantungan antara Bisnis dan Masyarakat 
Tata hubungan bisnis dan masyarakat yang tidak bisa dipisahkan membawa serta etika-etika tertentu dalam kegiatan bisnisnya, baik etika itu antara sesama pelaku bisnis maupun etika bisnis terhadap masyarakat dalam hubungan langsung maupun tidak langsung. Dengan memetakan pola hubungan dalam bisnis seperti itu dapat dilihat bahwa prinsip-prinsip etika bisnis terwujud dalam satu pola hubungan yang bersifat interaktif.
Seperti halnya manusia, pribadi juga memiliki etika pergaulan antar manusia, maka pergaulan bisnis dengan masyarakat umum juga memiliki etika pergaulan yaitu etika pergaulan bisnis. Etika pergaulan bisnis dapat meliputi beberapa hal antara lain adalah:
  • Hubungan antara Bisnis dengan Langganan/Konsumen : Hubungan ini merupakan yang paling banyak dilakukan , oleh karena itu bisnis haruslah menjaga etika pergaulannya secara baik.
  •  Hubungan dengan Karyawan : Manajer yang pada umumnya selalu berpandangan untuk memajukan bisnisnya seringkali harus berurusan dengan etika pergaulan dengan karyawan
  • Hubungan antar bisnis : Hubungan ini merupakan hubungan anrtara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain. Didalam hubungan ini tidak jarang dituntut adanya etika pergaulan bisnis yang baik.
  • Hubungan dengan Investor : perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas dan terutama yang akan atau telah "go publik" harus menjaga pemberian informasi yang baik dan jujur dari bisnisnya kepada pihak investor atau calon investornya. 
  •  Hubungan dengan Lembaga-Lembaga Keuangan : Hubungan dengan lembaga-lembaga keuangan terutama pajak pada umumnya merupakan hubungan pergaulan yang bersifat finansial. Hubungan ini merupakan hubungan yang berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan. Laporan finansial tersebut haruslah disusun secara baik dan benar sehingga tidak terjadi kecendrungan kearah penggelapan pajak atau sebagianya.
Kepedulian Pelaku Bisnis terhadap Etik
Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain : 
  • Pengendalian Diri : Para pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu mengendalikan diri mereka masing-masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun.
  • Pengembangan Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility) : Disini pelaku bisnis dituntut untuk peduli dengsn keadaan masyarakat.
  • Mempertahankan jati diri dan tidak mudah terombang-ambing ; Informasi dan treknologi harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kepedulian bagi golongan yang lemah dan tidak kehilangan budaya akibat adanya transformasi informasi dan teknologi.
  •  Menciptakan Persaingan yang Sehat : Harus terjalin hubungan yang erta antara pelaku bisnis besar dan golongan menengah kebawah, sehingga dengan perkembangannya perusahaan besar mampu memberikan spread effect terhadap perkembangan sekitarnya. 
  • Menerapkan konsep "Pembangunan Berkelanjutan" : Tidak hanya memikirkan keuntungan pada saat sekarang, para pelaku bisnis juga harus memikirkan bagaimana keadaan diamasa yang akan datang. 
Perkembangan dalam Etika Bisnis
Perkembangan etika bisnis menurut Bertens (2000) : 
  • Pada Masa Situasi Dahulu : Pada awal sejarah filsafat, Plato, Aristoteles, dan filsuf-filsuf Yunani lain menyelidiki bagaimana sebaiknya mengatur kehidupan manusia bersama dalam negara dan membahas bagaimana kehidupan ekonomi dan kegiatan niaga harus diatur. 
  • Pada Masa Peralihan : Tahun 1960-an ditandai pemberontakan terhadap kuasa dan otoritas di Amerika Serikat (AS), revolusi mahasiswa (di ibukota Perancis), penolakan terhadap establishment (kemapanan). Hal ini memberi perhatian pada dunia pendidikan khususnya manajemen, yaitu dengan menambahkan mata kuliah baru dalam kurikulum dengan nama Business and Society. Topik yang paling sering dibahas adalah corporate social responsibility.
  • Pada Masa Etika Bisnis Lahir di AS : Sekitar tahun 1970-an sejumlah filsuf mulai terlibat dalam memikirkan masalah-masalah etis di sekitar bisnis dan etika bisnis dianggap sebagai suatu tanggapan tepat atas krisis moral yang sedang meliputi dunia bisnis di AS.
  • Pada Masa Etika Bisnis Meluas ke Eropa : Pada tahun 1980-an di Eropa Barat, etika bisnis sebagai ilmu baru mulai berkembang kira-kira 10 tahun kemudian. Terdapat forum pertemuan antara akademisi dari universitas serta sekolah bisnis yang disebut European Business Ethics Network (EBEN).
  •  Pada Masa Etika Bisnis Menjadi Fenomena Global : Sekitar tahun 1990-an tidak terbatas lagi pada dunia Barat. Etika bisnis sudah dikembangkan di seluruh dunia. Telah didirikan International Society for Business, Economics, and Ethics (ISBEE) pada 25-28 Juli 1996 di Tokyo. 

Etika Bisnis dan Akuntan 
Tanpa etika di dalam bisnis, maka perdaganan tidak akan berfungsi dengan baik. Kita harus mengakui bahwa akuntansi adalah bisnis, dan tanggung jawab utama dari bisnis adalah memaksimalkan keuntungan atau nilai shareholder. Tetapi kalau hal ini dilakukan tanpa memperhatikan etika, maka hasilnya sangat merugikan. Dalam menjalankan profesinya seorang akuntan di Indonesia diatur oleh suatu kode etik profesi dengan nama kode etik Ikatan Akuntan Indonesia. Kode etik Ikatan Akuntan Indonesia merupakan tatanan etika dan prinsip moral yang memberikan pedoman kepada akuntan untuk berhubungan dengan klien, sesama anggota profesi dan juga dengan masyarakat. Selain dengan kode etik akuntan juga merupakan alat atau sarana untuk klien, pemakai laporan keuangan atau masyarakat pada umumnya, tentang kualitas atau mutu jasa yang diberikannya karena melalui serangkaian pertimbangan etika sebagaimana yang diatur dalam kode etik profesi.



Sumber :

 http://winasr.blogspot.com/2013/10/perilaku-etika-dalam-bisnis.html