Sore hari
ketika angin berhembus dengan sejuknya,
sinta duduk di teras sambil menikmati indahnya langit sore saat itu.
sinta adalah anak ketiga dari tiga bersaudara. Lahir dari sebuah keluarga yang sederhana, bahkan mungkin dulu bisa di bilang hidupnya serba ke kurangan. Orang tuanya hanya pedagang kaki lima bisa di bayangka seperti apa kehidupannya.
sinta adalah anak ketiga dari tiga bersaudara. Lahir dari sebuah keluarga yang sederhana, bahkan mungkin dulu bisa di bilang hidupnya serba ke kurangan. Orang tuanya hanya pedagang kaki lima bisa di bayangka seperti apa kehidupannya.
namun sejak kecil sinta sudah mempunyai keinginan bahwa jika ia lulus SMA ia ingin sekali melanjutkan ke bangku kuliah.
ia selalu berkata pada ayah ibunya jika nanti ia lulus ia ingin sekali melanjutkanya ke jenjang yang lebih tinggi. Berbeda dengan kedua kakaknya yang lain yang lebih memilih untuk tidak melanjutkan ke jenjang lebih tinggi dan lebih memilih untuk bekerja saja. Mungkin pada saat itu memang keluarga sinta juga belum mempunyai uang lebih untuk menyekolahkan kaka-kakaknya ke jenjang yang lebih tinggi lagi.Akan tetapi hidup memang tak semudah membalikkan telapak tangan.
sinta terus berusaha agar cita-citanya tercapai, ia terus belajar dan selalu berdoa.
Dengan
begitu semangat dan begitu polosnya sinta bercerita kepada teman terdekatnya,
ia bercerita bahwa ia ingin melanjutkan sekolahnya ke jenjang yang lebih
tinggi.
“sinta: mba.. mbaa aku pengen kuliah nih nanti”
“chika: hah? Kamu mau kuliah? Kuliah dimana?
“sinta: aku pengen kuliah di (sebuah universitas swasta di Jakarta)
“ chika: kamu ga salah? Disitu kan mahal, emang kamu punya duit?”
“sinta: mba.. mbaa aku pengen kuliah nih nanti”
“chika: hah? Kamu mau kuliah? Kuliah dimana?
“sinta: aku pengen kuliah di (sebuah universitas swasta di Jakarta)
“ chika: kamu ga salah? Disitu kan mahal, emang kamu punya duit?”
tanpa di
sadari ternyata datang seseorang yang ternyata ia adalah mama chika
“mama chika : ada apa ini? Siapa yang mau kuliah?”
“chika: itu mah sinta katanya mau kuliah”
“sinta : iyaa tante, aku yang mau kuliah tante”
“mama chika: kamu mau kuliah? Biaya kuliah kan mahal, belum uang jajannya. Klo kuliah disana uang jajannya aja 300ribu permingu, belum biaya buat kosannya. Emang kamu yakin tuh
masih mau kuliah?
“sinta: ohh… memang mahal ya tante?
“mama chika: iya lah mahal.
kemudian sinta diam, tak banyak bicara sambil menahan tangis. Tak lama kemudian sinta pamit untuk pulang.
“mama chika : ada apa ini? Siapa yang mau kuliah?”
“chika: itu mah sinta katanya mau kuliah”
“sinta : iyaa tante, aku yang mau kuliah tante”
“mama chika: kamu mau kuliah? Biaya kuliah kan mahal, belum uang jajannya. Klo kuliah disana uang jajannya aja 300ribu permingu, belum biaya buat kosannya. Emang kamu yakin tuh
masih mau kuliah?
“sinta: ohh… memang mahal ya tante?
“mama chika: iya lah mahal.
kemudian sinta diam, tak banyak bicara sambil menahan tangis. Tak lama kemudian sinta pamit untuk pulang.
se sampainya
dirumah sinta bercerita kepada orang tuanya, tak mampu menahan tangis lagi
akhirya sinta pun meneteskan air matanya di depan kedua orang tuanya.
akan tetapi tidak hanya sampai disitu saja hinaan dan cemoohan yang sinta dapat dari orang-orang di sekitarnya.
entah apa yg mereka fikirkan, mereka semua seolah merasa paling hebat hingga bisa seenaknya saja mencemooh orang lain.
apa karna harta? Apa mereka semua belum sadar bahwa sesungguhnya semua ini adalah hanya ”titipan” yang kapan saja bisa berubah.
sinta tak ingin menyerah begitu saja ia terus bejuang mengejar cita-citanya untuk membahagiaka kedua orang tuanya.
akan tetapi tidak hanya sampai disitu saja hinaan dan cemoohan yang sinta dapat dari orang-orang di sekitarnya.
entah apa yg mereka fikirkan, mereka semua seolah merasa paling hebat hingga bisa seenaknya saja mencemooh orang lain.
apa karna harta? Apa mereka semua belum sadar bahwa sesungguhnya semua ini adalah hanya ”titipan” yang kapan saja bisa berubah.
sinta tak ingin menyerah begitu saja ia terus bejuang mengejar cita-citanya untuk membahagiaka kedua orang tuanya.
pada
akhirnya sinta bisa diterima di universitas yang memang ia ingin kan selama
ini.
ia menjadi mahasiswi favorit di kampusnya. Ia selalu mendapat beasiswa disana, sinta selalu berpendirian bahwa ia tidak ingin terlalu merepotkan orang tuanya.
setelah menyelesaikan kuliahnya di jenjang S1, ternyata sinta mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliahnya lagi ke jenjang yang lebih tinggi lagi di luar negri.
sabar dan selalu bersyukur memang indah :)
ia menjadi mahasiswi favorit di kampusnya. Ia selalu mendapat beasiswa disana, sinta selalu berpendirian bahwa ia tidak ingin terlalu merepotkan orang tuanya.
setelah menyelesaikan kuliahnya di jenjang S1, ternyata sinta mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliahnya lagi ke jenjang yang lebih tinggi lagi di luar negri.
sabar dan selalu bersyukur memang indah :)